Rabu, 06 Juli 2011

Ada Cinta di KKN ku (a true story)

Satu hal yang sangat menarik sewaktu saya dan teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) sedang mengelompokkan peserta "wajib belajar" dalam program Keaksaraan Usaha Mandiri adalah terbentuknya salah satu kelompok belajar bernama 'Gunung Remaja Mandi Air Mata'. Nama yang sangat unik ini diusulkan oleh seorang peserta belajar yang sudah berusia limapuluhan tahun. Konon nama itu dia dapatkan dari mimpi beberapa hari sebelum kedatangan kami di Desa Sumberejo. Luar biasanya lagi, bapak itu adalah peserta belajar yang mempunyai semangat, tekad dan kemauan yang besar untuk bisa membaca, menulis dan berhitung. Tak peduli dengan usianya yang hampir masuk kategori lansia, beliau selalu hadir dalam setiap pertemuan.

Di antara modul pembelajaran menulis yang diajarkan, salah satunya adalah belajar menulis surat. Ya, menulis surat. Surat apapun, kepada siapapun.


Hal menarik lainnya adalah ketika perpisahan.Banyak sekali peristiwa unik, mengharukan dan membahagiakan terjadi.

Pertama : Bapak pencetus nama kelompok terunik tadi datang sendirian ke posko saat malam terakhir lalu memberikan selembar kertas berisi tulisan. Dia berpesan, "jangan diketawain ya, surat ini saya tulis dengan tangan sendiri" kemudian melangkahkan kaki pergi meninggalkan posko. Ternyata itu sebuah surat! ya sebuah surat dengan huruf-huruf yang "nggak karuan" serta banyak sekali ejaan yang salah. Namun cukup bisa terbaca. Kurang lebih isinya seperti ini :
"asalmualaikum, saya pak syafi'i menulis surat ini untuk teman-teman Ka Ka En. Kalo kaliyan suda pulang, jangan lupakan kami ya. Kaliyan suda seperti anak-anakku sendiri. Saya sangat senang dengan Ka Ka En yang sekarang. Terima kasih ya. Walau sudah tua saya tidak malu kalo belajar sama kaliyan. Kaliyan baik-baik, sopan, dan tidak sombong. Saya minta maaf kalo saya pernah salah sama kaliyan. Semoga kita bisa bertemu lagi. Wassalam"

Kedua : Semua anggota KKN bersama "murid-murid"nya di setiap kelompok saling berpelukan dan menangis haru karena akan berpisah. Ada yang sampai matanya bengkak karena menangis terlalu lama. Terlebih lagi di kelompok Gunung Remaja Mandi Air Mata. Tak hanya kaum ibu, para bapak pun sempat mengeluarkan air mata saat malam perpisahan bersama para tutor mahasiswa. Sampai pada ujung pertemuan, seorang ibu mengatakan "akhirnya kita mandi air mata beneran ini.."

Ketiga : Saat hari penjemputan, suasana desa sepi sekali. Warga, peserta belajar, dan beberapa bapak/ibu kost tidak berada di rumah, entah kemana. Yang ada untuk melepas kami hanya beberapa orang saja dan tidak ada tangisan-tangisan haru lagi.

Setelah beberapa hari kemudian, beberapa orang dari kami datang kembali ke Sumberejo untuk bersilaturahim. Mereka disambut hangat dan bahagia oleh warga desa. Sebagian mereka masih merasakan suasana saat KKN beberapa hari yang lalu. Pada pertemuan inilah akhirnya terungkap beberapa hal yang lebih mengharukan lagi :

Pertama : Ada dua orang ibu-ibu yang menangis selama tiga hari setelah kepergian kami meninggalkan desa. Disuruh makan tidak mau. Dia hanya duduk termenung sambil sesekali menitikkan air mata lagi.

Kedua : Ternyata, pemilik rumah (kost) cowok tidak berada di tempat saat penjemputan karena dia khawatir akan menangis juga di depan anak-anak KKN, sehingga dia memilih untuk pergi ke kebun saja daripada terlihat cengen di hadapan orang banyak.

Ketiga : Ibu kost cowok juga tidak enak makan selama seminggu setelah kepulangan kelompok KKN kami. Dia sering berhalusinasi di rumahnya ketika sedang duduk sendirian. Dia masih merasakan di rumahnya anak-anak masih disana. Ada yang sedang duduk, tidur, becanda, dan menyalakan komputer.

Keempat : Ketika ibu-ibu sedang berkumpul dan membicarakan KKN, mereka pasti menangis bersama lagi. Baik di rumah maupuan di musholla selepas sholat isya.

Kelima : Pengakuan pak syafi'i "Waktu kalian pulang, saya sengaja tidak ikut lihat. Saya takut nangis. Akhirnya saya ke kebun saja mencangkul. Tapi pas mencangkul, saya ingat kalian terus sampai air mata saya keluar sendiri dan kaki saya gemetar."

Keenam : Selama seminggu lebih, anak-anak kecil masih suka datang ke posko seusai pulang sekolah. Mereka bermain seperti biasanya. Kejar-kejaran, petak umpet, lompat tali, dan ada juga yang sedang belajar sendiri.

Begitulah CINTA. Energinya luar biasa..!! Salurkan cintamu dengan baik dan pada tempatnya. Sebab cinta dapat mendekatkan yang jauh, menyambung yang terlepas, mengeratkan yang longgar, merapatkan yang renggang, dan membawamu pada kebahagiaan yang tak terkira, hingga akhirnya air mata akan keluar dengan sendirinya tanpa engkau minta. Karenanya, benar-benar ada Cinta di KKN..ku!!
Mantap Mentong.

4 komentar:

  1. Mengamankan posisi pertama dulu, ditunggu karya-karya berikutnya

    BalasHapus
  2. Apa yg km tulis mengungkapkn sesuatu yg mungkin ga prnh aq tau......Thx bgt.....
    Bnrn bkin nangis paz bc,,,Huuuaaa pg2 udh cengeng
    ckckckckkkk

    BalasHapus
  3. sudah satu tahun kkn telah berlalu,namun semua kenangan itu masih teringat dengan jelas.....buat pak kordesku "johan mantap mentong" senang berkenalan dengan anda....hahahaa

    BalasHapus
  4. kemarin pak syafi'i bilang begini kawan-kawan. Panas-panas begini enaknya jualan es, pasti laris. Saya mau jualan es, namanya es RINDU, karena saya memang sedang rindu sama anak-anak KKN.

    BalasHapus